Dalam metode tradisional, guru umumnya berdiri di depan kelas dan menjelaskan materi secara umum kepada seluruh siswa. Namun, metode membaca terbimbing yang diperkenalkan dalam pelatihan ini mendorong guru untuk lebih mengenal kesiapan dan kemampuan membaca setiap siswa secara individual. Dengan demikian, guru dapat mengadopsi pendekatan yang lebih personal, menyesuaikan pendampingan berdasarkan tingkat kesiapan membaca masing-masing anak. Hal ini akan lebih bermanfaat dalam menumbuhkan minat dan keterampilan membaca pada siswa.

Selama pelatihan, para peserta dilatih untuk mengembangkan keterampilan dalam memberikan pertanyaan efektif yang dapat membantu siswa mengamati, menghubungkan, memprediksi, dan memahami bacaan. Pertanyaan-pertanyaan seperti ini mampu menstimulasi kemampuan berpikir kritis siswa dan memperdalam pemahaman mereka terhadap teks. Bagi sebagian besar guru, teknik ini adalah hal baru yang dinilai sangat membantu dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di kelas.

Pelatihan berlangsung intensif dengan porsi praktik yang cukup besar. Selama tiga hari, peserta terlibat dalam berbagai simulasi dan kegiatan praktik, yang memungkinkan mereka memahami dan menerapkan konsep membaca terbimbing secara langsung. Praktik ini bertujuan agar para guru dan fasilitator lebih percaya diri dalam menerapkan metode ini di sekolah masing-masing. _(WK)