Pentingnya Program Pengembangan Perpustakaan Sekolah

Budaya membaca menjadi permasalahan selama bertahun-tahun di Indonesia. Anak-anak Indonesia tidak mengenal kegiatan membaca/dibacakan buku cerita secara rutin. Kebijakan yang mengesampingkan buku cerita di sekolah mempersempit kesempatan anak-anak mengakses buku yang tepat sesuai dengan tingkat kesulitan mereka. Di samping itu, guru-guru juga belum memiliki kemampuan yang memadai dalam mendampingi kegiatan membaca buku.

Keadaan ini direspon oleh (bekerjasama dengan Room to Read) untuk mengembangkan perpustakaan sekolah dasar. Melalui program ini, sekolah tidak hanya mengembangkan infratruktur perpustakaannya dan melengkapi dengan berbagi jenis bukunya. Namun, pendampingan kepada guru dalam melakukan kegiatan membaca di perpustakaan secara rutin menjadi perhatian yang tidak kalah penting. Perpustakaan perlu dikembangkan agar menjadi tempat favorit anak untuk menggemari buku dan mengembangkan kebiasaan membaca.

Pelatihan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan yang menarik dan nyaman akan memberi dampak bagi pengembangan kebiasaan membaca. Peran setiap pihak di sekolah dalam menyiapkan perpustakaan dan mengenal tanggungjawabnya dapat membantu pengelolaan yang efektif. Pengelolaan yang melibatkan semua pihak juga akan meningkatkan kesadaran mereka akan kepemilikan perpustakaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, program pelatihan yang diberikan di sekolah difokuskan untuk mempersiapkan fitur-fitur penting dalam mengembangkan dan mengelola perpustakaan sekolah yang ramah anak.

Ruang Perpustakaan dan Penataan Perabot

Ruang perpustakaan harus memenuhi syarat-syarat keamanan bagi anak. Jika syarat-syarat tersebut terpenuhi, perpustakaan semakin nyaman dikunjungi. Penataan perabotan juga semakin mudah jika ruangan secara keseluruhan mencerminkan ruangan yang siap digunakan untuk waktu yang relatif lama. Penataan ruangan dimaksudkan untuk membuat kenyamanan bagi anak-anak yang berkunjung di perpustakaan.

Adminintrasi dan Kegiatan Rutin Perpustakaan

Administrasi disiapkan untuk mendukung kegiatan yang akan dilakukan di perpustakaan. Ada kegiatan terjadwal dan tidak terjadwal yang melibatkan aktivitas guru dan murid. Kegiatan tersebut perlu dikelola oleh sekolah. Pihak sekolah dapat melihat apa saja yang dilakukan guru (misalnya dalam kegiatan membaca) dan apa yang dilakukan oleh anak-anak (misalnya dalam kegiatan peminjaman buku), serta apa yang perlu diperhatikan pustakawan (misalnya menginventarisasi buku dan pencatatan peminjaman buku). Perpustakaan yang aktif dapat dilihat dari pencatatan aktivitas tersebut dalam buku administrasi. Lebih dari itu, administrasi dan kegiatan yang disarankan harus mempertimbangkan unsur ramah anak sehingga menjauhkan dari denda.

Lingkungan Kaya Bacaan

Buku merupakan bagian terpenting dalam penciptaan lingkungan kaya bacaan. Pemajangan buku yang menarik sesuai dengan penjengan menjadi daya tari tersendiri bagi anak. Selain memudahkan anak mencari buku, penjenjangan buku menjadi panduan bagi anak menemukan buku sesuai kemampuan membacanya. Lingkungan kaya bacaan bisa didukung lagi dengan pemajangan hasil karya anak, poster, dan bagan peraturan perpustakaan anak.

Pelibatan Keluarga dan Komunitas di Perpustakaan

Keterlibatan keluarga dan masyarakat di sekolah akan meningkatkan pendidikan anak. Minat dan motivasi anak untuk membaca perlu mendapatkan dukungan dari keluarga dan masyarakat. Riset menunjukkan bahwa jika keluarga dan masyarakat terlibat dengan baik, anak-anak semakin termotivasi dan percaya diri sehingga akan lebih mungkin untuk menumbuhkan kebiasaan membaca anak-anak di sekolah dan rumah.

Pelatihan Jam Kunjung Perpustakaan Sekolah

Setelah pelatihan pengelolaan perpustakaan, sekolah perlu menyiapkan aktivitas penting yang harus dilakukan di perpustakaan oleh guru. Setelah perpustakaan dibuku, guru akan melakukan kegiatan membaca. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menunjukkan bahwa kegiatan membaca merupakan kegiatan yang menyenangkan. Ada 4 kegitan membaca yang bisa dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kebiasaan membaca.

Kegiatan Membaca Nyaring dan Bersama

Dua kegiatan ini dilakukan oleh guru. Guru akan membacakan buku cerita kepada anak. Pemodelan kegiatan membaca yang dilakukan guru memungkinkan anak termotivasi dan menyukai kegiatan membaca. Melalui kegiatan ini, membaca difokuskan agar guru bisa berekspresi menarik, menggunakan gestur, memainkan intonasi, dan melakukan aktivitas lain untuk menghidupkan cerita. Kegiatan ini sangat baik dilakukan dalam jam kunjung perpustakaan.

Kegiatan Membaca Berpasangan dan Mandiri

Anak perlu diberi kesempatan memilih buku sendiri atau dengan pasangannya. Hal ini menjadi alternatif bagi anak-anak yang sudah lebih mahir membaca untuk memiliki waktu membaca lebih personal atau bersama teman dekatnya untuk bisa mendiskusikan buku yang dibaca. Selain, anak-anak mempunyai kebebasan meminjam buku untuk dibaca di rumah, dua kegiatan ini juga penting dilakukan dalam jadwal jam kunjung perpustakaan oleh guru.

Perpustakaan Virtual di literacycloud.org

Selain melaksanakan Program Pengembangan Perpustakaan Sekolah Ramah Anak, YLAI juga mendorong pemanfaatan Perpustakaan Virtual bagi para guru. Upaya ini dimaksudkan untuk membantu guru dalam mengakses buku cerita anak berkualitas yang tersedia di literacycloud.org.

Kegiatan Membaca Nyaring Virtual

Selama pembelajaran jarak jauh karena pandemi pada tahun 2020-2021 YLAI telah melatih 711 guru kelas dari sekolah dasar negeri di Bali untuk melakukan kegiatan membaca nyaring secara virtual untuk siswa dengan menggunakan buku digital dari literacycloud.org. Para guru dilatih bagaimana melakukan kegiatan membaca untuk siswa melalui platform pertemuan online. Guru-guru yang secara konsisten mampu melakukan kegiatan ini melaporkan tanggapan positif dari para siswa dan orang tua. Mereka mampu mempertahankan antusiasme anak-anak dalam membaca meskipun tidak dapat bertemu langsung dengan mereka.

Membaca Bersama menggunakan Perpustakaan Virtual

Selanjutnya, pada tahun 2022, YLAI melatih 682 guru wali kelas lainnya untuk menggunakan literacycloud.org untuk mengembangkan kebiasaan membaca melalui berbagai kegiatan membaca yang dapat dilakukan secara langsung dan di perpustakaan. Para guru dilatih untuk melakukan kegiatan SShared Reading di perpustakaan dengan menggunakan buku virtual yang tersedia di literacycloud.org. Menurut data yang dikumpulkan oleh YLAI, setidaknya ada 104 kegiatan Shared Reading yang telah dilakukan oleh para guru dengan menggunakan buku-buku virtual yang ada di literacycloud.org dari bulan April hingga Oktober 2022.

Perpustakaan Virtual sebagai sumber buku cerita anak yang berkualitas

Manfaat penggunaan perpustakaan virtual seperti literacycloud.org tidak hanya dirasakan oleh guru. Orang tua juga merasakan manfaat yang sama. Kini, orang tua tidak lagi kesulitan dalam menyediakan bahan bacaan berkualitas untuk anak-anaknya di rumah.

YLAI juga mendorong para guru dan sekolah untuk menjaga keterlibatan orang tua dengan memberikan rekomendasi buku-buku anak yang tepat bagi orang tua yang akan membantu meningkatkan kemampuan literasi anak dan kecintaan mereka terhadap membaca.

Galeri Program

Perpustakaan Sekolah SDN 1 Panjer, Denpasar

Sebelum Program
Dampak Program

Perpustakaan Sekolah SDN 20 Dangin Puri, Denpasar

Sebelum Program
Dampak Program

Perpustakaan Sekolah SDN 16 Pemecutan, Denpasar

Sebelum Program
Dampak Program

Tonggak Pencapaian Program

2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
Mengembangkan 12 Perpustakaan Ramah Anak di Kabupaten Badung melalui kerjasama RtR-IKEA
Mengembangkan 12 Perpustakaan Ramah Anak di Kabupaten Badung dan 6 di Kota Denpasar melalui kerjasama RtR-IKEA
Mengembangkan 19 Perpustakaan Ramah Anak di Kota Denpasar dan 5 Perpustakaan Ramah Anak di Mengwi, Badung, Bali melalui kerjasama RtR-IKEA.
Mengembangkan 10 Perpustakaan Ramah Anak di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung bekerjasama dengan RtR-Google Org. Pelantar Literacy Cloud pertama kali diperkenalkan dan diterapkan penggunaannya di sekolah.
Perluasan penggunaan Literacy Cloud bagi 64 sekolah mitra di Denpasar dan Badung.
Melaksanakan Program Membaca Virtual bagi 66 sekolah di Kota Denpasar dan Workshop Nasional mengenai Kebiasaan Membaca dan Literacy Cloud dengan Kemendikbud RI.
Mengembangkan 64 Perpustakaan Ramah Anak di Kota Denpasar melalui kerjasama dengan RtR.