Kegiatan membaca interaktif merupakan salah satu program Yayasan Literasi Anak Indonesia yang telah dilatihkan kepada para pelatih dan guru di Sulawesi di bawah naungan Bala Keselamatan. Kegiatan membaca interaktif ini telah diimplementasikan selama beberapa tahun pada sekolah-sekolah mitra Bala Keselamatan. Di Sulawesi, sekolah-sekolah ini terbagi dalam empat distrik yaitu Palu Raya, Palolo, Roviga, dan Manggala. Penerapan Kegiatan membaca interaktif ini telah mengubah paradigma pembelajaran di sekolah-sekolah tersebut.
“Di distrik kami terdapat tiga sekolah, SD BK Bunga, SD BK Dongi-Dongi, dan SD BK Kamarora . Keempat sekolah ini selalu bekerjasama, berbagi informasi, dan saling memotivasi agar kegiatan membaca terus berjalan,” kata Arifin mewakili distrik Palolo, Senin 28 Maret 2022 pada pelatihan kegiatan membaca interaktif yang dilakukan secara tatap maya.
“Di kelas awal di sekolah kami sudah ada sudut baca, pajangan karya siswa, tabel interaktif, dan poster. Itu supaya kelasnya kaya literat, kondisi di semua sekolah distrik Palolo merata seperti itu,” tambah Ibu Susianti.
“Untuk meningkatkan minat dan keterampilan membaca kami melakukan kegiatan membaca interaktif secara rutin,” tambah perwakilan dari distrik Palu Raya.
Buku-buku yang digunakan oleh sekolah-sekolah tersebut disediakan oleh Yayasan Literasi Anak Indonesia bersama Bala Keselamatan dengan tujuan meningkatkan minat dan keterampilan membaca siswa.
“Kami rutin datang ke setiap distrik dan memberikan dukungan berkala yang diperlukan setiap sekolah. Kami memetakan masalah dan kebutuhan agar apa yang mereka telah lakukan tetap berjalan dan terus meningkat,” ungkap Ricky, koordinator lapangan distrik Palu Raya.
“Kami sangat memahami kebutuhan dan kesiapan setiap guru. Saat kami berkunjung, kami berupaya membantu mereka menemukan solusi,” tambah Titus, koordinator lapangan distrik Palolo.
Saat ini, suasana kelas-kelas di sekolah ini telah kaya literat. Kegiatan membaca interaktif juga telah berjalan secara berkala. Dalam sesi pelatihan, selain memberikan penguatan diberikan juga pelatihan membaca interaktif dengan menggunakan buku nonfiksi.
“Para siswa harus terpapar berbagai jenis buku, baik fiksi maupun nonfiksi. Buku nonfiksi sendiri ada yang berjenis informasi dan prosedur,” ungkap Emilia Rosita pelatih literasi Yayasan Literasi Anak Indonesia.
“Kami kembali memberikan pelatihan dan penguatan kepada para guru kelas awal untuk memperkaya apa yang telah mereka lakukan, kali ini kami melatihkan bagaimana melakukan kegiatan membaca interaktif dengan buku nonfiksi baik jenis informasi atau prosedur” pungkas Winny Paramitha setelah memberikan pelatihan. “Selain itu kami juga memberikan informasi mengenai sumber bacaan daring sehingga mereka dapat memilih berbagai jenis buku secara gratis agar kegiatan membaca interaktif memiliki keberlangsungan,” tutup Winny Paramitha.